haiiii....
lucu ya nulis blog pake emoticons gini hehehe
sempet serch di om google yg punya punya banyak emoticons gini, dannnn dapet juga akhirnya
klik Disini buat pilih emoticons lainya.
bisa buat DP bbm juga, tapi ada sebagian yg yg terlalu besar ukurannya, jadi harus di crop jadi ga gerak2 deh.......
selamat pilihh!!!
4 Desember 2012
13 November 2012
Sektor Pertanian
1.1 Latar Belakang
Pertanian
dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan
makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan
manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan
pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu,
terutama yang bersifat semusim.
Usaha
pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah
usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan
yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat
kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga
(misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia
dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai
subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan.
Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi
sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian.
Semua
usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan
dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan
benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan
dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua
aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka
ia melakukan pertanian intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang
dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang
mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai
intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian
intensif, keduanya sering kali disamakan.
Sisi
yang berseberangan dengan pertanian industrial adalah pertanian berkelanjutan
(sustainable agriculture). Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan
variasinya seperti pertanian organik atau permakultur, memasukkan aspek
kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai
faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian
berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian
industrial.
Pertanian
modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub
"ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya,
dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam
bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu
hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan
sendiri atau komunitasnya.
Sebagai
suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang
dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua
ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau
beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu
tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya
budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi
sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
1.2 Alasan Memilih Judul
Sektor pertanian di Indonesia sekarang sangat
menghawatirkan, jumlah kepadatan penduduk mungkin jadi salah satu penyebabnya, karna setiap tahun semakin
meningkat. Itu berarti beras pun semakin banyak di butuhkan. Indonesia sekarang
sudah tidak bisa lagi mengekspor beras keluar negeri padahal dulu Indonesia
sebagai Negara peng-ekspor beras dan gula terbesar di dunia.sekarang Indonesia
harus kekurangan beras. Alasannya jelas terlihat sudah jarang lahan pertanian
di mana-mana. Para investor asing berlomba-lomba berinvestasi besar besaran,.
Mereka mencari lahan pertanian untuk di jadikan perusahaan, perumahan elite,
atau apartement.
Salah satu contoh adalah kabupaten karawang,sebagai kota transit dari ibukota jakata ke wilayah jawa bagian tengah dan
timur karawang memiliki potensi sangat cemerlang baik dari segi industri
ataupun segi yang lainnya, sehubungan
dengan kota transit tersebut tak ayal membuat kabupaten karawang di jejali
banyak sekali pabrik baik pabrik berskala nasional maupun multinasional, hampir 83% nya adalah kawasan industri, inilah beberapa
kawasan industri di kabupaten karawang seperti :
1) Karawang International
Industrial City (KIIC)
2) Kawasan Industri Suryacipta
Karawang
3) Kawasan Industri Mitra
4) Kawasan Industri Bukit Indah
City (BIC)
kawasan
industri tersebut memiliki akses langsung ke jalan tol sehingga tak ayal para
investor untuk menanamkan sahamnya di kabupaten karawang ini.
Penulis sempat bertanya pada salah satu warga karawang mengapa warga menjual
lahan pertaniannya kepada penjual?? Jawabannya sangat memprihatinkan, “mereka sudah
tua, anak-anaknya lebih memilih kerja di perusahaan dengan gaji pasti setiap
bulannya. lagi pula air sudah susah, belum lagi kalau banjir. harga bibit dan
pupuk juga semakin tinggi, susah mendapatkan modal untuk terus manggarap lahan
ini, modal besar untung tak seberapa” kata salah satu warga di daerah karawang.
Mungkin separuhnya warga karawang masih tetap setia terhadap lahan
pertaniaannya sampai saat ini, tapi akan bertahan sampai kapan mereka? Dengan
pengerusan yg terus menerus datang perlahan tapi pasti, semakin banyak saja
perusahaan asing berdiri kokoh di sepanjang jalan tol karawang. Yang mempunyai
julukan daerah “Lumbung Padi” tersebut.
Itu alasan saya memilih topik tentang sektor pertanian di Indonesia,
karna semakin lama lahan pertanian yg dulu banyak sekarang hanya tinggal nama
karna tergerus oleh waktu. Lama kelamaan lahan pertanian di Indonesia akan
habis di jarah oleh para investor asing. Dan masih jarang investor yg
memperdulikan lingkungan sekitarnya (ramah lingkungan). yang lebih di
sayangkannya pemerintah sama sekali tidak perduli dengan mereka. Pemerintah
hanya mau datang/sidak langsung bila baru ada berita heboh” HAGA BERAS MELONJAK
NAIK” atau saat berdekatan dengan Hari Raya.
1.3 Perumusan Masalah
Dalam Makalah ini akan di bahas tentang sektor pertanian yang ada di
Indonesia, program apa saja yang seharusnya di jalankan pemerintah untuk
meningkatkan sector pertanian.. sehingga pemerintah tidak perlu beras impor
lagi untuk Indonesia.
Jadi yang menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini adalah “Apakah
pemerintah dapat memberi solusi terbaik untuk sektor pertanian dan kawasan
industri?
1.4 Tujuan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah supaya lebih menetahui sektor
pertanian Indonesia yang semakin lama semakin habis, dan berubah menjadi
pabrik-pabrik, atau perumahan-perumahan elit. Oleh sebab itu di makalah ini
juga terdapat cara peningkatan agribisnis dan starategi pembangunan pertanian
belajar dari pengalaman Negara lain supaya Indonesia tidak harus ketergantungan
beras import.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk membentuk kesatuan yang sistematis dalam makalah ini, maka penulis
menyusun sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis menguraikan materi yang meliputi
alasan memilih judul, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini di bahas tentang perkembangan sector
pertanian, sektor pertanian di Indonesia, program peningkatan ketahanan pangan,
program pengembangan agribisnis, program peningkatan kesejahteraan petani,
sampai strategi pembangunan pertanian belajar dari pengalaman Negara lain.
BAB III PENUTUP
Pada bab ini penulis menudan saran-saran dari seluruh
uraian pembahasan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PERKEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN
Menurut
Kuznets, Sektor pertanian mengkontribusikan terhadap pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi nasional dalam 4 bentuk, yaitu :
a) Kontribusi Produk contohnya :
Penyediaan makanan utk pddk, penyediaan Bahan baku untuk industri manufaktur.
contohnya
, seperti industri tekstil, barang dari kulit, makanan dan minuman.
b) Kontribusi Pasar contohnya
:Pembentukan pasar domestik untuk barang industri dan konsumsi.
c) Kontribusi Faktor Produksi
menyebabkan Penurunan peranan pertanian di pembangunan ekonomi, maka terjadi
transfer surplus modal dari sector pertanian ke Sektor lain
d) Kontribusi Devisa : Pertanian
sebagai sumber penting bagi surplus neraca perdagangan (NPI) melalui ekspor
produk pertanian dan produk pertanian yang
menggantikan produk impor.
Kontribusi Produk.
Dalam
system ekonomi terbuka, besar kontribusi produk sector pertanian bisa lewat
pasar dan lewat produksi dg sector non pertanian. Dari sisi pasar, Indonesia
menunjukkan pasar domestic didominasi oleh produk
pertanian dari LN seperti buah, beras dan sayuran hingga daging. Dari sisi keterkaitan
produksi, Industri kelapa sawit &
rotan mengalami kesulitan bahan baku di dalam negeri, karena Bahan baku dijual
ke luar negeri dengan harga yang lebih mahal.
Kontribusi
Pasar.
Negara
agraris merupakan sumber bagi pertumbuhan pasar domestic untuk produk non
pertanian seperti pengeluaran petani untuk produk industri (pupuk, pestisida,
dll) dan produk konsumsi (pakaian,mebel, dan lain-lain) Keberhasilan kontribusi pasar
dari sector pertanian ke sector non pertanian tergantung dari beberapa hal
berikut, yaitu :
Ø Pengaruh keterbukaan ekonomi :
Membuat pasar sector non pertanian tidak
hanya disi dengan produk domestic, tapi juga impor sebagai pesaing, sehingga
konsumsi yang tinggi dari petani tidak menjamin pertumbuhan yang tinggi sector
non pertanian.
Ø Jenis teknologi sector
pertanian : Semakin modern, maka semakin tinggi demand produk industri non
pertanian.
Kontribusi
Faktor Produksi.
Faktor
produksi yang dapat dialihkan dari sector pertanian ke sektor lain tanpa
mengurangi volume produksi pertanian adalah Tenaga kerja dan Modal.
Di Indonesia hubungan investasi pertanian dan non pertanian harus ditingkatkan agar ketergantungan Indonesia pada pinjaman Luar negeri menurun. Kondisi yang harus dipenuhi untuk merealisasi hal tersebut adalah :
Di Indonesia hubungan investasi pertanian dan non pertanian harus ditingkatkan agar ketergantungan Indonesia pada pinjaman Luar negeri menurun. Kondisi yang harus dipenuhi untuk merealisasi hal tersebut adalah :
Ø Harus ada surplus produk
pertanian agar dapat dijual ke luar sectornya.
Market surplus ini harus tetap dijaga dan hal ini juga tergantung kepada factor
penawaran yaitu Teknologi, infrastruktur dan sumber daya manusia dan factor
permintaan seperti nilai tukar produk pertanian dan non pertanian baik di pasar
domestic dan Luar negeri.
Ø Petani harus net savers yaitu
Pengeluaran konsumsi oleh petani lebih kecil daripada produksi
Ø Tabungan petani harus lebih
besar dari investasi sektor pertanian.
Kontribusi
Devisa.
Kontribusinya
melalui 2 cara , yaitu :
ü Secara langsung dengan mengekspor produk
pertanian dan mengurangi impor.
ü Secara tidak langsung dengan peningkatan ekspor dan
pengurangan impor produk berbasis pertanian seperti tekstil, makanan dan
minuman.
Kontradiksi
kontribusi produk dan kontribusi devisa akan meningkatkan ekspor produk
pertanian, dan menyebabkan suplai dalam negeri berkurang dan disuplai dari
produk impor. Peningkatan ekspor produk pertanian berakibat negative terhadap
pasokan pasar dalam negeri. Untuk menghindari trade off ini 2 hal yang harus
dilakukan, yaitu :
a) Peningkatan kapasitas
produksi.
b) Peningkatan daya saing produk
produk pertanian
2.2 SEKTOR
PERTANIAN DI INDONESIA
Struktur
perekonomian Indonesia merupakan topik strategis yang sampai sekarang masih
menjadi topik sentral dalam berbagai diskusi di ruang publik. Gagasan mengenai
langkah-langkah perekonomian Indonesia menuju era industrialisasi, dengan
mempertimbangkan usaha mempersempit jurang ketimpangan sosial dan pemberdayaan
daerah, sehingga terjadi pemerataan kesejahteraan kiranya perlu kita evaluasi
kembali sesuai dengan konteks kekinian dan tantangan perekonomian Indonesia di
era globalisasi.
Tantangan
perekonomian di era globalisasi ini masih sama dengan era sebelumnya, yaitu
bagaimana subjek dari perekonomian Indonesia, yaitu penduduk Indonesia
sejahtera. Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar, sekarang ada
235 juta penduduk yang tersebar dari Merauke sampai Sabang. Jumlah penduduk
yang besar ini menjadi pertimbangan utama pemerintah pusat dan daerah, sehingga
arah perekonomian Indonesia masa itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan pangan
rakyatnya.
Berdasarkan
pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur
perekonomian Indonesia. Seiring dengan berkembangnya perekonomian bangsa, maka
kita mulai mencanangkan masa depan Indonesia menuju era industrialisasi, dengan
pertimbangan sektor pertanian kita juga semakin kuat.
Seiring
dengan transisi (transformasi) struktural ini sekarang kita menghadapi berbagai
permasalahan. Di sektor pertanian kita mengalami permasalahan dalam
meningkatkan jumlah produksi pangan, terutama di wilayah tradisional pertanian
di Jawa dan luar Jawa. Hal ini karena semakin terbatasnya lahan yang dapat
dipakai untuk bertani. Perkembangan penduduk yang semakin besar membuat
kebutuhan lahan untuk tempat tinggal dan berbagai sarana pendukung kehidupan
masyarakat juga bertambah. Perkembangan industri juga membuat pertanian beririgasi
teknis semakin berkurang.
Selain
berkurangya lahan beririgasi teknis, tingkat produktivitas pertanian per
hektare juga relatif stagnan. Salah satu penyebab dari produktivitas ini adalah
karena pasokan air yang mengairi lahan pertanian juga berkurang. Banyak waduk
dan embung serta saluran irigasi yang ada perlu diperbaiki. Hutan-hutan tropis
yang kita miliki juga semakin berkurang, ditambah lagi dengan siklus cuaca El
Nino-La Nina karena pengaruh pemanasan global semakin mengurangi pasokan air
yang dialirkan dari pegunungan ke lahan pertanian.
Sesuai dengan permasalahan aktual yang kita hadapi masa kini, kita akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri. Di kemudian hari kita mungkin saja akan semakin bergantung dengan impor pangan dari luar negeri. Impor memang dapat menjadi alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan kita, terutama karena semakin murahnya produk pertanian, seperti beras yang diproduksi oleh Vietnam dan Thailand. Namun, kita juga perlu mencermati bagaimana arah ke depan struktur perekonomian Indonesia, dan bagaimana struktur tenaga kerja yang akan terbentuk berdasarkan arah masa depan struktur perekonomian Indonesia.
Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 42,76 persen (BPS 2009), selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.05 persen, dan industri pengolahan 12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai 2008 untuk sektor pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,36 persen, dan industri pengolahan 1,6 persen.
Sesuai dengan permasalahan aktual yang kita hadapi masa kini, kita akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri. Di kemudian hari kita mungkin saja akan semakin bergantung dengan impor pangan dari luar negeri. Impor memang dapat menjadi alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan kita, terutama karena semakin murahnya produk pertanian, seperti beras yang diproduksi oleh Vietnam dan Thailand. Namun, kita juga perlu mencermati bagaimana arah ke depan struktur perekonomian Indonesia, dan bagaimana struktur tenaga kerja yang akan terbentuk berdasarkan arah masa depan struktur perekonomian Indonesia.
Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 42,76 persen (BPS 2009), selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.05 persen, dan industri pengolahan 12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai 2008 untuk sektor pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,36 persen, dan industri pengolahan 1,6 persen.
Sedangkan
pertumbuhan besar untuk tenaga kerja ada di sektor keuangan, asuransi,
perumahan dan jasa sebesar 3,62 persen, sektor kemasyarakatan, sosial dan jasa
pribadi 2,88 persen dan konstruksi 2,74 persen. Berdasarkan data ini, sektor
pertanian memang hanya memiliki pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang
bekerja di sektor itu masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan sektor
keuangan, asuransi, perumahan dan jasa yang pertumbuhannya paling tinggi.
Data
ini juga menunjukkan peran penting dari sektor pertanian sebagai sektor tempat
mayoritas tenaga kerja Indonesia memperoleh penghasilan untuk hidup. Sesuai
dengan permasalahan di sektor pertanian yang sudah disampaikan di atas, maka
kita mempunyai dua strategi yang dapat dilaksanakan untuk pembukaan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat Indonesia di masa depan.
Strategi
pertama adalah melakukan revitalisasi berbagai sarana pendukung sektor
pertanian, dan pembukaan lahan baru sebagai tempat yang dapat membuka lapangan
pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia. Keberpihakan bagi sektor pertanian,
seperti ketersediaan pupuk dan sumber daya yang memberikan konsultasi bagi
petani dalam meningkatkan produktivitasnya, perlu dioptimalkan kinerjanya.
Keberpihakan ini adalah insentif bagi petani untuk tetap mempertahankan usahanya
dalam pertanian. Karena tanpa keberpihakan ini akan semakin banyak tenaga kerja
dan lahan yang akan beralih ke sektor-sektor lain yang insentifnya lebih
menarik.
Strategi
kedua adalah dengan mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi sektor
lain yang akan menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia. Sektor ini juga
merupakan sektor yang jumlah tenaga kerjanya banyak, yaitu sektor perdagangan,
hotel, dan restoran serta industri pengolahan. Sarana pendukung seperti jalan,
pelabuhan, listrik adalah sarana utama yang dapat mengakselerasi pertumbuhan di
sektor ini.
Tantangan perekonomian di era globalisasi ini masih sama dengan era sebelumnya, yaitu bagaimana subjek dari perekonomian Indonesia, yaitu penduduk Indonesia sejahtera. Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar, sekarang ada 235 juta penduduk yang tersebar dari Merauke sampai Sabang. Jumlah penduduk yang besar ini menjadi pertimbangan utama pemerintah pusat dan daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia masa itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya.
Berdasarkan pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Seiring dengan berkembangnya perekonomian bangsa, maka kita mulai mencanangkan masa depan Indonesia menuju era industrialisasi, dengan pertimbangan sektor pertanian kita juga semakin kuat.
Tantangan perekonomian di era globalisasi ini masih sama dengan era sebelumnya, yaitu bagaimana subjek dari perekonomian Indonesia, yaitu penduduk Indonesia sejahtera. Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar, sekarang ada 235 juta penduduk yang tersebar dari Merauke sampai Sabang. Jumlah penduduk yang besar ini menjadi pertimbangan utama pemerintah pusat dan daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia masa itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya.
Berdasarkan pertimbangan ini, maka sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Seiring dengan berkembangnya perekonomian bangsa, maka kita mulai mencanangkan masa depan Indonesia menuju era industrialisasi, dengan pertimbangan sektor pertanian kita juga semakin kuat.
Seiring
dengan transisi (transformasi) struktural ini sekarang kita menghadapi berbagai
permasalahan. Di sektor pertanian kita mengalami permasalahan dalam
meningkatkan jumlah produksi pangan, terutama di wilayah tradisional pertanian
di Jawa dan luar Jawa. Hal ini karena semakin terbatasnya lahan yang dapat
dipakai untuk bertani. Perkembangan penduduk yang semakin besar membuat
kebutuhan lahan untuk tempat tinggal dan berbagai sarana pendukung kehidupan
masyarakat juga bertambah. Perkembangan industri juga membuat pertanian beririgasi
teknis semakin berkurang.
Selain
berkurangya lahan beririgasi teknis, tingkat produktivitas pertanian per
hektare juga relatif stagnan. Salah satu penyebab dari produktivitas ini adalah
karena pasokan air yang mengairi lahan pertanian juga berkurang. Banyak waduk
dan embung serta saluran irigasi yang ada perlu diperbaiki. Hutan-hutan tropis
yang kita miliki juga semakin berkurang, ditambah lagi dengan siklus cuaca El
Nino-La Nina karena pengaruh pemanasan global semakin mengurangi pasokan air
yang dialirkan dari pegunungan ke lahan pertanian.
Sesuai dengan permasalahan aktual yang kita hadapi masa kini, kita akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri. Di kemudian hari kita mungkin saja akan semakin bergantung dengan impor pangan dari luar negeri. Impor memang dapat menjadi alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan kita, terutama karena semakin murahnya produk pertanian, seperti beras yang diproduksi oleh Vietnam dan Thailand. Namun, kita juga perlu mencermati bagaimana arah ke depan struktur perekonomian Indonesia, dan bagaimana struktur tenaga kerja yang akan terbentuk berdasarkan arah masa depan struktur perekonomian Indonesia.
Sesuai dengan permasalahan aktual yang kita hadapi masa kini, kita akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri. Di kemudian hari kita mungkin saja akan semakin bergantung dengan impor pangan dari luar negeri. Impor memang dapat menjadi alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan kita, terutama karena semakin murahnya produk pertanian, seperti beras yang diproduksi oleh Vietnam dan Thailand. Namun, kita juga perlu mencermati bagaimana arah ke depan struktur perekonomian Indonesia, dan bagaimana struktur tenaga kerja yang akan terbentuk berdasarkan arah masa depan struktur perekonomian Indonesia.
Struktur
tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 42,76
persen (BPS 2009), selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar
20.05 persen, dan industri pengolahan 12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja
dari 1998 sampai 2008 untuk sektor pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel
dan restoran sebesar 1,36 persen, dan industri pengolahan 1,6 persen.
Sedangkan
pertumbuhan besar untuk tenaga kerja ada di sektor keuangan, asuransi,
perumahan dan jasa sebesar 3,62 persen, sektor kemasyarakatan, sosial dan jasa
pribadi 2,88 persen dan konstruksi 2,74 persen. Berdasarkan data ini, sektor
pertanian memang hanya memiliki pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang
bekerja di sektor itu masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan sektor
keuangan, asuransi, perumahan dan jasa yang pertumbuhannya paling tinggi.
Data
ini juga menunjukkan peran penting dari sektor pertanian sebagai sektor tempat
mayoritas tenaga kerja Indonesia memperoleh penghasilan untuk hidup. Sesuai
dengan permasalahan di sektor pertanian yang sudah disampaikan di atas, maka
kita mempunyai dua strategi yang dapat dilaksanakan untuk pembukaan lapangan
pekerjaan bagi masyarakat Indonesia di masa depan.
ü Strategi pertama adalah
melakukan revitalisasi berbagai sarana pendukung sektor pertanian, dan
pembukaan lahan baru sebagai tempat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru
bagi masyarakat Indonesia. Keberpihakan bagi sektor pertanian, seperti
ketersediaan pupuk dan sumber daya yang memberikan konsultasi bagi petani dalam
meningkatkan produktivitasnya, perlu dioptimalkan kinerjanya. Keberpihakan ini
adalah insentif bagi petani untuk tetap mempertahankan usahanya dalam
pertanian. Karena tanpa keberpihakan ini akan semakin banyak tenaga kerja dan
lahan yang akan beralih ke sektor-sektor lain yang insentifnya lebih menarik.
ü Strategi kedua adalah dengan
mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi sektor lain yang akan
menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia. Sektor ini juga merupakan sektor
yang jumlah tenaga kerjanya banyak, yaitu sektor perdagangan, hotel, dan
restoran serta industri pengolahan. Sarana pendukung seperti jalan, pelabuhan,
listrik adalah sarana utama yang dapat mengakselerasi pertumbuhan di sektor
ini.
Struktur
perekonomian Indonesia sekarang adalah refleksi dari arah perekonomian yang
dilakukan di masa lalu. Era orde baru dan era reformasi juga telah menunjukkan
bahwa sektor pertanian masih menjadi sektor penting yang membuka banyak
lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Sektor pertanian juga menyediakan
pangan bagi masyarakat Indonesia.
Saat ini kita mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan kebijakan yang dapat membentuk struktur perekonomian Indonesia di masa depan. Namun, beberapa permasalahan yang dihadapi sektor pertanian di masa ini perlu segera dibenahi, sehingga kita dapat meneruskan hasil dari kebijakan perekonomian Indonesia yang sudah dibangun puluhan tahun lalu, dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia sampai saat sekarang ini.
Saat ini kita mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan kebijakan yang dapat membentuk struktur perekonomian Indonesia di masa depan. Namun, beberapa permasalahan yang dihadapi sektor pertanian di masa ini perlu segera dibenahi, sehingga kita dapat meneruskan hasil dari kebijakan perekonomian Indonesia yang sudah dibangun puluhan tahun lalu, dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia sampai saat sekarang ini.
2.3
PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN
Program
ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan
pangan sampai ke tingkat rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional.
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan
dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah di
daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan
perluasan areal pertanian.
2. Peningkatan distribusi pangan,
melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan infrastruktur
perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan.
3. Peningkatan pasca panen dan
pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan
teknologi pertanian untuk menurunkan kehilangan hasil (looses).
4. Diversifikasi pangan, melalui
peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan sosial terhadap
pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat,
dan peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal;
dan
5. Pencegahan dan penanggulangan
masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga miskin/rawan
pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.
2.4
PROGRAM PENGEMBANGAN AGRIBINIS
Program
ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis yang mencakup
usaha di bidang agribisnis hulu, on farm, hilir dan usaha jasa pendukungnya.
Kegiatan pokok yang akan dilakukan dalam program ini meliputi:
1. Pengembangan diversifikasi
usahatani, melalui pengembangan usahatani dengan komoditas bernilai tinggi dan
pengembangan kegiatan off-farm untuk meningkatkan pendapatan dan nilai tambah;
2. Peningkatan nilai tambah
produk pertanian dan perikanan melalui peningkatan penanganan pasca panen,
mutu, pengolahan hasil dan pemasaran dan pengembangan agroindustri di perdesaan;
3. Pengembangan dan rehabilitasi
infrastruktur pertanian dan perdesaan, melalui perbaikan jaringan irigasi dan
jalan usahatani, serta infrastruktur perdesaan lainnya;
4. Peningkatan akses terhadap
sumberdaya produktif, terutama permodalan;
5. Pengurangan hambatan
perdagangan antar wilayah dan perlindungan dari sistem perdagangan dunia yang
tidak adil;
6. Peningkatan iptek pertanian
dan pengembangan riset pertanian melalui pengembangan dan pemanfaatan teknologi
tepat dan spesifik lokasi yang ramah lingkungan; dan
7. Pengembangan lembaga keuangan
perdesaan dan sistem pendanaan yang layak bagi usaha pertanian, antara lain
melalui pengembangan dan penguatan lembaga keuangan mikro/perdesaan, insentif
permodalan dan pengembangan pola-pola pembiayaan yang layak dan sesuai bagi
usaha pertanian.
2.5
PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI
Program
ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing masyarakat pertanian,
terutama petani yang tidak dapat menjangkau akses terhadap sumberdaya usaha
pertanian. Kegiatan pokok yang akan dilakukan dalam program ini adalah:
1. Revitalisasi sistem penyuluhan
pertanian, perikanan dan kehutanan yang secara intensif perlu dikoordinasikan
dengan pemerintah daerah baik propinsi maupun kabupaten;
2. Penumbuhan dan penguatan
lembaga pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan posisi tawar petani dan
nelayan;
3. Penyederhanaan mekanisme
dukungan kepada petani dan pengurangan hambatan usaha pertanian;
4. Pendidikan dan pelatihan
sumberdaya manusia pertanian (a.l. petani, nelayan, penyuluh dan aparat
pembina);
5. Perlindungan terhadap petani
dari persaingan usaha yang tidak sehat dan perdagangan yang tidak adil; dan
6. Pengembangan upaya pengentasan
kemiskinan.
2.6
STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN BELAJAR DARI PENGALAMAN
NEGARA LAIN
NEGARA LAIN
Setidaknya
ada tiga pilar yang perlu dibangun guna mendukung sektor pertanian memiliki
dampak yang positif terhadap kaum miskin sebagaimana yang diungkapkan oleh
Prowse dan Chimhowu (2007) dalam studinya yang bertajuk “Making Agriculture
Work for The Poor” yakni :
ü Pertama pentingnya pembangunan
infrastruktur yang mendukung perekonomian masyarakat. Infrastruktur merupakan
faktor kunci dalam mendukung program pengentasan kemiskinan yang dalam hal ini
petani di pedesaan. Di Vietnam, pesatnya penurunan angka kemiskinan tak lepas
dari tingginya investasi untuk pembangunan irigasi dan jalan yang mencapai 60
persen dari total anggaran sektor pertanian mereka pada akhir dekade 1990-an.
Hal yang sama juga dilakukan di India yang membangun infrastruktur pedesaan.
Bahkan di Ethiopia yang pernah mengalami krisis pangan dan kelaparan pada
pertengahan dekade 1980-an, perbaikan jalan di pedesaan dan peningkatan akses
pasar bagi para petaninya mampu mengangkat tingkat kesejahteraan para petaninya.
ü Kedua, perluasan akses
pendidikan. Pendidikan memainkan peranan yang penting dalam mengentaskan
kemiskinan di pedesaan melalui tiga saluran yakni dimana tingkat pendidikan
berkaitan erat dengan peningkatan produktivitas di sektor pertanian itu
sendiri. Kemudian, pendidikan juga berhubungan dengan semakin luasnya pilihan
bagi petani untuk bisa bergerak di bidang usaha di samping sektor pertanian itu
sendiri yang pada gilirannya juga akan dapat meningkatkan investasi di sektor
pertanian. Terakhir, pendidikan juga berkontribusi terhadap migrasi pedesaan –
perkotaan. Namun demikian di India, Uganda, dan Ethipia migrasi terjadi antar
desa. Buruh tani yang berpendidikan di Bolivia dan Uganda lebih memiliki posisi
tawar yang tinggi dalam hal upah yang lebih baik (Mosley, 2004).
ü Ketiga, penyediaan informasi
baik melalui kearifan lokal setempat maupun fasilitasi dari pemerintah. (Umumnya
petani miskin memiliki kualitas modal sosial yang rendah yang berakibat
terhadap minimnya akses terhadap informasi seperti informasi kesempatan kerja,
informasi pasar mengenai input dan output pertanian, dan informasi mengenai
teknik – teknik pertanian terbaru. Kurangnya informasi ini merupakan salah satu
faktor utama yang menyebabkan mengapa petani kita tetap miskin).
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
§ Kemampuan pertanian untuk
memenuhi kebutuhan pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun dengan
sangat besar.
§ Pada waktu ini Indonesia
berada dalam keadaan "Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah tergantung dari Supply Luar
Negeri, dan ketergantungannya semakin besar.
§ Pasar pangan amat besar yang
kita miliki diincar oleh produsen pangan luar negeri yang tidak menginginkan Indonesia
memiliki kemandirian di bidang pangan.
3.2 Saran
§ Negara perlu merumuskan politik
dan kebijakan pertanian
yang jelas.
§ Meminimalisir dan menghentikan
praktek konversi lahan pertanian produktif dan dilakukan reforma agraria.
§ Meningkatkan luas lahan
pertanian oleh petani.
§ Mengoptimalkan lahan tidur yang di kuasai oleh
negara untuk kegiatan pertanian produktif.
§ Meningkatkan nilai tukar
petani
§ Membangun Agro-Industri
berbasis masyarakat di tngkat perdesaan.
§ Membuat regulasi mengenai upah
buruh tani.
Label:
Tugas Kuliah
7 November 2012
Management Marketing
2.1.1 Pengertian Pemasaran.
Pemasaran adalah suatu proses
sosial manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang
bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu :
kebutuhan, keinginan dan permintaan; pasar, pemasaran dan pemasar. Tujuan Pemasaran
adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk yang di
jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan,sehingga produk tersebut
dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap
membeli sehingga yang harus di fikirkan selanjutnya adalah bagaimana membuat
produk tersebut tersedia.
Pengertian pemasaran oleh
beberapa ahli diartikan menjadi :
1.
William J Stanton, menyatakan
bahwa:
Pemasaran adalah keseluruhan
intern yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan
jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli baik pembeli yang ada maupun pembeli
yang potensial.
2.
Philip dan Duncan.
Pemasaran meliputi semua
langkah yang digunakan atau diperlukan untuk menempatkan barang-barang berwujud
kepada konsumen.
3.
American Marketing Association.
Pemasaran meliputi pelaksanaan kegiatan usaha
niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen.
Fungsi utama mengapa kegiatan
pemasaran dilakukan :
1)
Untuk memberikan informasi tentang
produk yang dijual perusahaan.
2)
Untuk mempengaruhi keputusan
membeli konsumen.
3)
Untuk menciptakan nilai ekonomis
suatu barang.
2.1.2 Kegiatan Utama pemasaran
Kegiatan utama pemasaran atau
juga disebut marketing mix adalah suatu perangkat perusahaan yang terdiri dari
4 variable yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan saluran
distribusi dengan tujuan untuk menentukan tingkat keberhasilan pemasaran
perusahaan yang bisa memberikan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen
yang dipilih atau segmen pasar yang di harapkan.
2.2 Pembahasan.
2.2.1 Bauran Pemasaran
Kotler (2000) mendefinisikan
bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran“. Sedangkan
Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran
menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place).
1) Product (Produk)
Merupakan bentuk penawaran
organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan
dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud
fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial
untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang
ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi
untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang,
organisasi dan ide.
Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi perusahaan yang nantinya akan di jual perusahaan atau barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali kepada konsumen akhir (bagi perusahaan dagang). Dalam membahas apa itu produk sebagai salah satu dari keempat variable marketing mix maka kita bagi menjadi 3 bagian :
Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi perusahaan yang nantinya akan di jual perusahaan atau barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali kepada konsumen akhir (bagi perusahaan dagang). Dalam membahas apa itu produk sebagai salah satu dari keempat variable marketing mix maka kita bagi menjadi 3 bagian :
a)
Pemilihan produk
b)
Pembungkus barang
c)
Merk barang
d)
Pemilihan barang/produk
a)
Pemilihan
Produk
Kebijaksanaan perusahaan dalam
memilih produk yang akan dijual atau produk yang akan dibeli (bagi perusahaan
dagang) amat berpengaruh pada penentuan harga, strategi, promosi, yang akan
dilakukan agar berhasil dalam melaksanakan fungsi penjualan dari bidang
pemasaran. Pemilihan barang atau produk yang tepat untuk dipasarkan atau sesuai
dengan perilaku pembeli ataupun daya beli konsumen akan menguntungkan
perusahaan sehingga hasil kegiatan perusahaan yang dicapai akan dapat
mempertahankan atau ditingkatkan demi kelangsungan hidup perusahaan.
Yang penting disini adalah
bagaimana cara mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi perusahaan
karena terjadi proses tahapan siklus kehidupan barang. Siklus kehidupan barang
ini akan selalu terjadi di mana pada suatu saat kalau produk tersebut sudah
mencapai tahap kejenuhan akan mengalami penurunan penjualan yang berarti juga
terjadi turunnya tingkat pendapatan perusahaan. Oleh karena itu sebelum
perusahaan terlambat dalam mengatasi perjalanan produk dalam siklus kehidupan
produk maka tindakan yang harus dilakukan adalah strategi apa yang akan
dilakukan atau kebijaksanaan apa yang akan dilakukan agar sebelum produk
tersebut sudah tidak laku lagi perusahaan sudah menyiapkan produk baru,sebagai
pengganti atau strategi baru.
Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi menjadi 5 tahapan di mana untuk masing-masing tahap suatu perusahaan harus memasang strategi atau kebijaksanaan yang berlainan untuk menjaga agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin.
Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi menjadi 5 tahapan di mana untuk masing-masing tahap suatu perusahaan harus memasang strategi atau kebijaksanaan yang berlainan untuk menjaga agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin.
Lima tahap tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Tahap perkenalan
2.
Tahap pertumbuhan
3.
Tahap kedewasaan
4.
Tahap kejenuhan
5.
Tahap penurunan
1.
Tahap Perkenalan
Tahap perkenalan ini menunjukan
bahwa barang yang dipasarkan benar-benar baru atau masyarakat belum tahu atau
belum mengenalnya sehingga perlu memperkenalkan barang tersebut pada masyarakat
melalui penyampaian informasi dengan kegiatan promosi yang gencar dan agresif
menekankan merk penjualan, kelebihannya dibandingkan dengan produk sejenis
ataupun bagaimana kegunaanya bagi konsumen dan lain-lain.
Tahap perkenalan ini biasanya memerlukan ongkos promosi yang sangat tinggi sedangkan hasil penjualan masih berjumlah sedikit dalam memberikan tambahan pendapatan produsen. Tujuan utama promosi adalah agar konsumen tahu dan mengenal dengan baik produk perusahaan dan mulai menyukainya.
Tahap perkenalan ini biasanya memerlukan ongkos promosi yang sangat tinggi sedangkan hasil penjualan masih berjumlah sedikit dalam memberikan tambahan pendapatan produsen. Tujuan utama promosi adalah agar konsumen tahu dan mengenal dengan baik produk perusahaan dan mulai menyukainya.
2.
Tahap Pertumbuhan
Tahap pertunbuhan ditunjukan
dengan meningkatnya volume penjualan dengan cepat karena produk sudah
menempatkan pada segmen pasar yang sesuai. Usaha yang dilakukan dalam tahap ini
adalah menurunkan kegiatan promosinya untuk diganti dengan memperluas dan
meningkatkan distribusi ke daerah-daerah (lokasi-lokasi segmen pasar) yang
belum dimasuki atau kegiatan promosi digantikan dengan persaingan harga dengan
perusahaan pesaing.
Pada tahap ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing yang mencoba merebut segmen pasar yang kita kuasai dengan menggunakan strategi-strategi yang dengan perlahan dan pasti dapat menggeser kedudukan perusahaan yang lebih dulu masuk pasar.
Pada tahap ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing yang mencoba merebut segmen pasar yang kita kuasai dengan menggunakan strategi-strategi yang dengan perlahan dan pasti dapat menggeser kedudukan perusahaan yang lebih dulu masuk pasar.
3.
Tahap kedewasaan dan kejenuhan
Tahap kedewasaan merupakan
titik puncak kejayaan perusahaan yang ditunjukan dengan peningkatan volume
penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini produk perusahaan sudah dikenal
dengan baik oleh konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit peranannya dalam
meningkatkan atau menambah volume penjualan. Tambahan volume penjualan
sudah dilakukan sedangkan bagian pasar yang kita kuasai sudah banyak yang
dimasuki produk-produk pesaing yang sedikit demi sedikit mulai mengikis segmen
pasar kita, ditambah lagi dengan konsumen sudah mulai melirik produk sejenis
lainnya yang sekiranya mempunyai keunggulan lebih banyak atau dengan kata lain
konsumen sudah mulai jenuh dengan produk yang kita jual.
4.
Tahap kemunduran/penurunan
Akibat buruk perilaku konsumen
tersebut menurunkan volume penjualan perusahaan sehingga perusahaan harus
cepat-cepat mengambil kebijaksanaan agar perusahaan tidak bangkrut. Adapun
kebijaksanaan yang akan di ambil oleh perusahaan pada umumnya terdiri dari 2,
yaitu :
1. Menghentikan produk yang sudah tidak dapat bersaing dengan digantikan
oleh barang yang benar-benar baru dan lain dibandingkan dengan produk lama.
Kebijaksanaan ini dapat berjalan dengan lancar asalkan perusahaan mempunyai
tenaga yang punya kemampuan dalam membuat motivasi baru, kreasi, atau
menciptakan barang yang akan menggantikannya.
2. Tetap mempertahankan barang lama tetapi memperbaharui atribut-atribut
lamanya baik dari segi kemasan atau dapat juga menonjolkan kelebihan lain.
Kalau alternatif ini tidak dapat dilakukan perusahaan harus dapat membuat
barang yang benar-benar baru yang memerlukan penelitian dari awal baik dari
segi mutu, merk dagang, pembungkus, cara mendistribusikan dan lain-lain.
b)
Pembungkus barang
Bungkus barang
merupakan pertimbangan ke dua setelah produk yang sejenis ternyata mempunyai
kualitas yang sama kualitas yang sama, rasa yang sama atau kegiatan yang
relative berbeda. Maka bagi pembeli yang merasa bingung dengan berbagai merk
tersebut akhirnya akan mempertimbangkan bungkus luar produk yang akan dipilih.
Oleh karena itu bungkus juga memegang peranan penting dalam penjualan produk.
Untuk membuat bungkus agar menarik pembeli maka perusahaan harus mempertimbangkan dari berbagai aspek baik aspek ekonomis, keindahan maupun praktisnya.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembungkusan diantaranya:
Bungkus yang membangkitkan hasrat untuk membeli.
Untuk membuat bungkus agar menarik pembeli maka perusahaan harus mempertimbangkan dari berbagai aspek baik aspek ekonomis, keindahan maupun praktisnya.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembungkusan diantaranya:
Bungkus yang membangkitkan hasrat untuk membeli.
o
Bungkus yang mudah diingat.
o
Bungkus yang tidak menambah harga jual
sehingga tidak dapat besaing dengan produk sejenis yang lain.
o
Bungkus di design agar dapat menjaga mutu
barang, memudahkanØ pengangkutan, penyimpanan, penyusunan di rak took, atau memmpunyai
kegiatan setelah dipakai habis (ada kegiatan ganda).
c)
Merk Barang
Merk barang yang
dinyatakan dengan kata-kata saja atau disertai dengan gambar tertentu untuk
mempertegaskan adalah sangat penting bagi perusahaan untuk membedakan
perusahaan yang satu dengan yang lain. Dengan melihat merk seseorang yang sudah
menggemari atau fanatic terhadap rasanya, mutunya atau keadaanya tidak akan
nemilih lagi dalam memilih lagi dalam membeli barang cukup hanya dengan melihat
gambar tertentu atau kata-kata tertentu dalam suatu prroduk menganggap sudah
cukup memutuskan untuk membeli.
Dengan merk yang sudah menjadi langganan pemakai dapat menghemat waktu dalam membeli karena dapat menyuruh orang lain untuk membelinya (praktis) dan membuat anggaran tertentu dalam memakainya.
Dengan merk yang sudah menjadi langganan pemakai dapat menghemat waktu dalam membeli karena dapat menyuruh orang lain untuk membelinya (praktis) dan membuat anggaran tertentu dalam memakainya.
Banyaknya manfaat yang
dapat diperoleh konsumen ini ternyata terlihat juga oleh produsen sehingga
sering sekali produsen menggunakan merk tersebut sebagai salah satu strategi
pemasarannya dengan jalan perusahaan memproduksi barang yang tidak terlalu
berbeda setiap memakai berbagai merk, hal ini dilakukan untuk menguasai pasar.
2) Price (Harga)
Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan
strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran
dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga
menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk
memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh
konsumen. Definisi harga menurut Philip Kotler adalah “price is the amount of money charged for a product or service. More
broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange for the
benefits of having or using the product or service”.
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk
sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang
ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap
sebuah produk atau jasa.
Sedangkan Stanton
mendefinisikan harga: “Price is the
amount of money and or goods needed to acquire some combination of another
goods and its companying services”. Pengertian di atas mengandung arti bahwa harga
adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan
kombinasi dari barang yang lain yang disertai dengan pemberian jasa.
Harga merupakan elemen
dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan
stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat
atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan
pendapatan dari penjualan.
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna untuk
mendapatkan produk.Dengan kata lain seseorang akan
membeli barang kita jika pengorbanan yang dikeluarkan (uang dan waktu) sesuai
dengan manfaat yang diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe, 1990).
Jika hal ini dikaitkan
dengan produk layanan, maka seseorang akan datang ke tempat kita jika waktu
atau dana yang dikorbankan untuk mendapatkan produk layanan kita sesuai dengan produk
layanan yang ditawarkan. Harga dan kebijaksanaan harga adalah elemen yang paling banyak
diperdebatkan dalam pemasaran.
Harga adalah
satu-satunya variabel strategi pemasaran yang berkaitan dengan pemasukan,
bagaimanapun harga mendatangkan masalah tersendiri. Condous (1983) menyarankan,
“…apabila pengenaan biaya (charging) merupakan suatu keharusan, maka besarnya
harus disesuaikan dengan kemampuan pengguna.” Dalam hal pemasaran jasa,
kreatifitas dan keahlian manajemen paling banyak dibutuhkan dalam masalah
penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang penting
dalam penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang
penting dalam penetapan harga. Hal yang menarik sekali adalah bahwa para
penjual kerap kali mengetahui permintaan in-elastis. Oleh karena itu mereka
menetapkan harga yang paling tinggi. Akan tetapi mereka lalai bertindak yang
sebaliknya, jika menghadpi permintaan yang elastis, walaupun harga lebih rendah
akan menaikkan penjualan unit, pendapatan total, penggunaan fasilitas dan
mungkin juga naiknya laba bersih.
Prinsip penetapan harga
barang dapat juga diterapkan daam penetapan harga jasa. Secara singkat
prinsip-prinsip penetapan harga menurut Zeithaml dan Bitner (1996) adalah
sebagai berikut:
1.
Perusahaan harus mempertimbangkan
sejumlah faktor dalam menetapkan harganya, yang mencakup: pemilihan tujuan
penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganalisis
harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode
penetapan harga, dan menentukan harga akhir.
2.
Perusahaan tidak selalu harus
berupaya mencari profit makasimum melalui penetapan harga. Sasaran lain yang
bisa mereka capai adalah mencakup survival, memakasimumkan penerimaan sekarang,
memakasimumkan pertumbuhan penjualan, memakasimumkan penguasaan (skimming)
pasar dan kepemimpinan produk atau kualitas.
3.
Para pemasar hendaknya memahami
seberapa responsif permintaan terhadap perubahan harga. Untuk mengevaluasi
sensitifitas harga, para pemasar bisa menghitung elastisitas permintaan, yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Elastisitas = Persen (%) perubahan dalam kuantitas yang dibeli
Persentase perubahan dalam harga
4.
Berbagai jenis biaya harus
sipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk di dalamnya adalah biaya
langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, biaya tidak
langsung yang bisa dilacak, dan biaya-biaya yang teralokasi. Bila suatu produk
atau jasa harus mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, harga harus mampu
menutup semua biaya mencakup mark-upnya.
5.
Harga-harga para pesaing akan
mempengaruhi tingkat permintaan barang dan jasa yang ditawarkan peruasahaan dan
karenanya harus dipertimbangkan dalam proses penetapan harga.
6. Berbagai cara penetapan yang ada mencakup mark-up, sasaran perolehan, nilai yang bisa diterima, going rate, sealed-bid, dan harga psikologis.
6. Berbagai cara penetapan yang ada mencakup mark-up, sasaran perolehan, nilai yang bisa diterima, going rate, sealed-bid, dan harga psikologis.
6.
menetapkan struktur harga,
perusahaan menyesuikan harganya dengan menggunakan harga geografis, diskon
harga, harga promosi, dan harga diskrimiasi, serta harga bauran produk.
Dalam situasi tertentu,
pengguna melakukan penilaian atau menghitung-hitung tentang apa yang akan
mereka peroleh sebagai balasan dari apa yang mereka berikan. Dengan demikian,
harga merupakan pembatas (trade-of) untuk sejumlah benefit (nilai) yang akan
diberikan oleh suatu produk (barang atau jasa) dengan sejumlah biaya yang
dikaitkan dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan penggunaan produk
tersebut (Yazid), 1999). Pusat informasi yang menghendaki profit harus mampu
menutup semua biaya yang berkaitan dengan proses memproduksi dan memasarkan
suatu jasa. Selanjutnya menetapkan marjin secukupnya sehingga mampu memberikan keuntungan
yang memuaskan.
Yazid (1999) yang
mengatakan bahwa, “Harga atau biaya
sebuah jasa akan mencakup harga yang bersifat moneter dan harga yang bersifat
non-moneter. Harga yang bersifat moneter mempuyai peranan penting bagi bagian
pemasaran untuk mengukur tingkat atau porsi penerimaan dari konsumen”.
Selanjutnya dikatakan bahwa, di samping itu beberapa biaya non-moneter yang
mungkin diperhitungkan konsumen ketika menggunakan suatu jasa mencakup:
1.
Waktu. Waktu merupakan komoditas
utama bagi sejumlah orang, dan bagi seseorang yang menawarkan jasa dengan
pelayanan yang berbeda kepada setiap individu, tetapi mempunyai keterbatasan
waktu, mereka akan memperhitungkan biaya terhadap waktu yang digunakan dalam
mencari/memburu suatu jasa, karena barangkali waktu yang terbuang itu
sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain.
2.
Upaya-upaya yang bersifat fisik.
Biaya untuk melakukan upaya-upaya fisik yang diperlukan unruk memperoleh
sejumlah jasa bisa saja dimasukkan, khususnya bila penyajian jasa dilakukan secara
swalayan.
3. Biaya-biaya sensor. Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan dengan adanya kebisingan, bau tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar, terlalu panas atau terlalu dingin ruangannya, tempat duduk yang tidak nyaman, lingkungan yang terkesan jorok, bahkan rasa yang tidak mengenakkan.
3. Biaya-biaya sensor. Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan dengan adanya kebisingan, bau tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar, terlalu panas atau terlalu dingin ruangannya, tempat duduk yang tidak nyaman, lingkungan yang terkesan jorok, bahkan rasa yang tidak mengenakkan.
3.
Biaya-biaya psikologis.
Biaya-biaya ini kadang-kadang dikenakan untuk penggunaan suatu jasa tertentu,
seperti upaya yang bersifat mental (berpikir), perasaan adanya ketimpangan atau
ketidakadilan bahkan rasa takut. (Yazid, 1999)
3.
Promotion (Promosi)
Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi
Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai
macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.
1.
Pengertian Promosi.
Promosi adalah arus informasi
atau persuasi satu arah yang dapat mengarahkan organisasi atau seseorang untuk
menciptakan transaksi antara pembeli dan penjual.
Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat penting karena sekarang ini kebanyakan pasar lebih banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat dipengaruhi oleh konsumen. Oleh karena itu pembeli adalah raja. Para produsen berbagai barang bersaing untuk merebut hati pembeli agar tertarik dan mau membeli barang yang dijualnya.
Pada dasarnya keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh motif-motif pertimbangan secara emosional, seperti : merasa bangga, sugesti, angan-angan dan sebagainya. Tetapi bisa juga pembeli membeli secara rasional seperti: karena mempertimbangkan riwatnya, ekonomisnya, segi kepraktisan, harganya, pengangkutannya dan sebagainya.
Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan, pada umumnya ada 4 kegiatan yang biasa dilakukan yaitu:
Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat penting karena sekarang ini kebanyakan pasar lebih banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat dipengaruhi oleh konsumen. Oleh karena itu pembeli adalah raja. Para produsen berbagai barang bersaing untuk merebut hati pembeli agar tertarik dan mau membeli barang yang dijualnya.
Pada dasarnya keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh motif-motif pertimbangan secara emosional, seperti : merasa bangga, sugesti, angan-angan dan sebagainya. Tetapi bisa juga pembeli membeli secara rasional seperti: karena mempertimbangkan riwatnya, ekonomisnya, segi kepraktisan, harganya, pengangkutannya dan sebagainya.
Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan, pada umumnya ada 4 kegiatan yang biasa dilakukan yaitu:
a.
Periklanan.
b.
Personal selling.
c.
Promosi penjualan.
d.
Publisitas dan humas.
e.
Periklanan (Advertensi)
a.
Periklanan
Periklanan merupakan salah
satu bentuk kegiatan promosi yang sering dilakukan perusahaan melalui
komunikasi non individu dengan sejumlah biaya seperti iklan melalui media masa,
perusahaan iklan, lembaga non laba, individu-individu yang membuat poster dan
sebagainya. Periklanan dilakukan untuk memasarkan produk baru, memasuki segmen
pasar yang baru atau yang tidak terjangkau oleh salesman maupun personal
selling. Periklanan sering dilakukan baik melalui surat kabar, radio dan TV,
pos langsung atau bahkan melalui biro periklanan.
b.
Personal selling
Personal selling adalah kegiatan promosi yang dilakukan antar individu
yang sering bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki,
menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan
kedua belah pihak.*)
Proses personal selling adalah sebagai berikut: Pelayanan sesudah penjualan
*) Nichles : “Principles of marketing” Prentice Hall 1978.
Proses personal selling adalah sebagai berikut: Pelayanan sesudah penjualan
*) Nichles : “Principles of marketing” Prentice Hall 1978.
c.
Promosi penjualan
Promosi penjualan adalah salah satu bentuk kegiatan promosi dengan
menggunakan alat peraga seperti: Peragaan, pameran, demonstrasi, hadiah, contoh
barang dan sebagainya.
d.
Publisitas
Publisitas merupakan kegiatan promosi yang hampir sama dengan periklanan yaitu melalui media masa tetapi informasi yang diberikan tidak dalam bentuk iklan tetapi berupa berita. Biasanya lembaga yang dipublisitaskan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun tetapi bisa merugikan kalau lembaga yang dipublisitaskan diberitakan kejelekannya.
Publisitas merupakan kegiatan promosi yang hampir sama dengan periklanan yaitu melalui media masa tetapi informasi yang diberikan tidak dalam bentuk iklan tetapi berupa berita. Biasanya lembaga yang dipublisitaskan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun tetapi bisa merugikan kalau lembaga yang dipublisitaskan diberitakan kejelekannya.
4. Distribusi
Saluran Distribusi ( Place ) Merupakan keputusan distribusi menyangkut
kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk
tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan
konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk.
1.
Pengertian Saluran Distribusi.
Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The
various the company undertakes to make the product accessible and available to
target customer”. Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat
produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran.
Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi mempunyai
peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya,
karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.
1.
Pemilihan saluran distribusi
Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan
jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan
atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan.
Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat
ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan.
Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling
bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah
produk/pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan
jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang
tersebar luas.
Saluran distribusi adalah saluran yang dipakai produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen, baik sampai berpindahnya hak (penguasaan) sampai dengan pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak kepemilikannya saja.
Pemilihan saluran distribusi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Saluran distribusi adalah saluran yang dipakai produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen, baik sampai berpindahnya hak (penguasaan) sampai dengan pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak kepemilikannya saja.
Pemilihan saluran distribusi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.
Sifat pembeli, seperti kebiasaan
membeli, frekuensi pembelian, letak geografis dsb.
b.
Sifat produk.
c.
Sifat perantara.
d.
Sifat pesaing
e.
Sifat perusahaan, dan sebagainya
Sifat pembeli sangat
mempengaruhi keputusan produsen dalam memilih saluran distribusi yang dipakai. Sebagai
contohnya, kalau jumlah pembeli hanya, frekuensi pembelian dalam jumlah yang
kecil-kecil maka akan membuat produsen cenderung memilih saluran distribusi
yang panjang.
Demikian juga sifat
produk juga merupakan pertimbangan produsen yang tidak kalah pentingnya.
Misalnya, apakah barang tersebut mudah rusak atau tidak, bagaimana ukurannya,
bagaimana kualitas barang kalau dilihat dari segi konsumen, harganya dan
sebagainya. Kesemuanya itu perlu dijadikan bahan pertimbangan yang penting
juga.
Demikian juga masalah sifat perantara, perusahaan, pesaing, pasar yang dituju dan sebagainya menjadi faktor yang penting dalam memilih saluran distribusi yang akan digunakan perusahaan. Saluran distribusi yang digunakan itu dengan tujuan agar barang yang ditawarkan sampai pada konsumen industry maupun konsumen akhir.
Demikian juga masalah sifat perantara, perusahaan, pesaing, pasar yang dituju dan sebagainya menjadi faktor yang penting dalam memilih saluran distribusi yang akan digunakan perusahaan. Saluran distribusi yang digunakan itu dengan tujuan agar barang yang ditawarkan sampai pada konsumen industry maupun konsumen akhir.
2.
Alternatif pemilihan saluran
distribusi.
Untuk memakai saluran distribusi tertentu di samping mempertimbangkan
faktor-faktor di atas perusahaan juga perlu mengetahui unsure apa saja yang
sebenarnya juga mempengaruhi pemilihan saluran distribusi, diantaranya:
a.
Tipe perantara.
Perantara dalam kenyataannya juga melakukan beberapa macam fungsi pemasaran seperti penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau fungsi pemasaran yang dilakukan perantara ternyata lebih efisien disbanding dengan kalau fungsi pemasaran dilakukan oleh produsen maka produsen yang bersangkutan biasanya memasukan perantara kedalam saluran distribusi yang dipilihnya.
Perantara dalam kenyataannya juga melakukan beberapa macam fungsi pemasaran seperti penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau fungsi pemasaran yang dilakukan perantara ternyata lebih efisien disbanding dengan kalau fungsi pemasaran dilakukan oleh produsen maka produsen yang bersangkutan biasanya memasukan perantara kedalam saluran distribusi yang dipilihnya.
Pada dasarnya ada 3 jenis perantara yaitu :
1.
Pedagang (Wholesaler) adalah
perantara yang secara nyata mempunyai barang dagangan dan melakukan fungsi
pemasaran di mana barang yang di dagangkan dalam jumlah volume penjualan yang
besar sehingga pedagang besar ini biasanya hanya melayani pembelian dalam
jumlah yang banyak atau dengan kata lain tidak melayani kosumen akhir yang
membeli untuk memenuhi kebutuhan pribadinnya (atau besifat non-bisnis).
2.
Pengecer (retailer) adalah perantara yang
berhubungan langsung dengan konsumen akhir baik konsumen untuk keperluan
pribadi maupun konsumen industri.
Kalau digambarkan saaluran distribusi tersebut adalah sebagai berikut:
Kalau digambarkan saaluran distribusi tersebut adalah sebagai berikut:
3.
Agen, Agen merupakan perantara yang ketiga,
agen mempunyai perbedaan baik dengan pedagang besar mupun pengecer. Hal ini
diperlihatkan pada masalah hak kepemilikan barang yang dijualnya. Kalau
pedagang besar dan pengecer memiliki hak milik pada barang yang dijual maka
kalau pada agen sebaliknya. Biarpun sebagai agen mereka bisa menjual dalam
partai besar tetapi tetap hak miliknya ada pada produsennya.
Kalau digambarkan sebagai berikut:
Kalau digambarkan sebagai berikut:
b.
Jumlah Perantara.
Kalau ditinjau dari jumlah perantara, ini menyangkut untuk tingkat
penyebaran pasar yang diinginkan oleh produsen.
Dengan mempertimbangkan jumlah perantara/penyalur maka produsen mempunyai 3 jenis kebijaksanaan alternative pemakaian saluran distribusi, yaitu:
Dengan mempertimbangkan jumlah perantara/penyalur maka produsen mempunyai 3 jenis kebijaksanaan alternative pemakaian saluran distribusi, yaitu:
1.
Distribusi Insentif.
Kebijaksanaan yang dipakai perusahaan dengan jalan memakai sebanyak
mungkin penyalur atau pengecer untuk mencapai dengan cepat kebutuhan konsumen
dapat terpenuhi dengan segera. Biasanya kebijaksanaan ini dilakukan kalau
produsen menjual barang-barang konsumsi sejenis, konvinen atau kebutuhan pokok
sehari-hari.
2.
Distribusi selektif.
Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memakai beberapa
perantara saja, untuk memudahkan pengawasan terhadap penyalur. Distribusi ini
dipakai untuk memasarkan barang-barang baru, barang spesial maupun barang
industri jenis peralatan ekstra. Sehingga dalam pemakaian saluran distribusi
ini produsen berusaha memilih berapa penyalur yang benar-benar baik dan mampu
melaksanakan fungsi pemasaran.
3.
Distribusi eksklusif.
Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memilih satu perantara
saja dalam wilayah geografis tertentu. Hal ini digunakan untuk pengawasan yang
lebih intensif dan mendorong semangat penyalur agar agresif dalam melaksanakan
fungsi pemasarannya. Distribusi ini dipakai produsen penghasil barang-barang
yang relatif mahal/berat. Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan (finance), teori
Marketing mix juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga
istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence
(Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga
menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow.[1]
Perencanaan saluran distribusi dilakukan dengan maksud untuk memperlancar penyaluran produk agar sampai kepada konsumen. Dengan kegiatan distribusi ini diharapkan dapat mempermudah konsumen untuk memperoleh produk setiap saat. Kecepatan dan ketepatan dari saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan akan sangat membantu konsumen dalam mendapatkan produk perusahaan, hal ini agar dapat menaikkan citra keberadaan produk dan perusahaan itu sendiri.
Perencanaan saluran distribusi dilakukan dengan maksud untuk memperlancar penyaluran produk agar sampai kepada konsumen. Dengan kegiatan distribusi ini diharapkan dapat mempermudah konsumen untuk memperoleh produk setiap saat. Kecepatan dan ketepatan dari saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan akan sangat membantu konsumen dalam mendapatkan produk perusahaan, hal ini agar dapat menaikkan citra keberadaan produk dan perusahaan itu sendiri.
Label:
Tugas Kuliah
Langganan:
Postingan (Atom)