Pemasaran adalah suatu proses
sosial manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan
keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang
bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu :
kebutuhan, keinginan dan permintaan; pasar, pemasaran dan pemasar. Tujuan Pemasaran
adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk yang di
jual akan cocok sesuai dengan keinginan pelanggan,sehingga produk tersebut
dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap
membeli sehingga yang harus di fikirkan selanjutnya adalah bagaimana membuat
produk tersebut tersedia.
Pengertian pemasaran oleh
beberapa ahli diartikan menjadi :
1.
William J Stanton, menyatakan
bahwa:
Pemasaran adalah keseluruhan
intern yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan
jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli baik pembeli yang ada maupun pembeli
yang potensial.
2.
Philip dan Duncan.
Pemasaran meliputi semua
langkah yang digunakan atau diperlukan untuk menempatkan barang-barang berwujud
kepada konsumen.
3.
American Marketing Association.
Pemasaran meliputi pelaksanaan kegiatan usaha
niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari produsen kepada
konsumen.
Fungsi utama mengapa kegiatan
pemasaran dilakukan :
1)
Untuk memberikan informasi tentang
produk yang dijual perusahaan.
2)
Untuk mempengaruhi keputusan
membeli konsumen.
3)
Untuk menciptakan nilai ekonomis
suatu barang.
2.1.2 Kegiatan Utama pemasaran
Kegiatan utama pemasaran atau
juga disebut marketing mix adalah suatu perangkat perusahaan yang terdiri dari
4 variable yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan saluran
distribusi dengan tujuan untuk menentukan tingkat keberhasilan pemasaran
perusahaan yang bisa memberikan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen
yang dipilih atau segmen pasar yang di harapkan.
2.2 Pembahasan.
2.2.1 Bauran Pemasaran
Kotler (2000) mendefinisikan
bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran“. Sedangkan
Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran
menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place).
1) Product (Produk)
Merupakan bentuk penawaran
organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan
dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud
fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial
untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang
ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi
untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang,
organisasi dan ide.
Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi perusahaan yang nantinya akan di jual perusahaan atau barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali kepada konsumen akhir (bagi perusahaan dagang). Dalam membahas apa itu produk sebagai salah satu dari keempat variable marketing mix maka kita bagi menjadi 3 bagian :
Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi perusahaan yang nantinya akan di jual perusahaan atau barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali kepada konsumen akhir (bagi perusahaan dagang). Dalam membahas apa itu produk sebagai salah satu dari keempat variable marketing mix maka kita bagi menjadi 3 bagian :
a)
Pemilihan produk
b)
Pembungkus barang
c)
Merk barang
d)
Pemilihan barang/produk
a)
Pemilihan
Produk
Kebijaksanaan perusahaan dalam
memilih produk yang akan dijual atau produk yang akan dibeli (bagi perusahaan
dagang) amat berpengaruh pada penentuan harga, strategi, promosi, yang akan
dilakukan agar berhasil dalam melaksanakan fungsi penjualan dari bidang
pemasaran. Pemilihan barang atau produk yang tepat untuk dipasarkan atau sesuai
dengan perilaku pembeli ataupun daya beli konsumen akan menguntungkan
perusahaan sehingga hasil kegiatan perusahaan yang dicapai akan dapat
mempertahankan atau ditingkatkan demi kelangsungan hidup perusahaan.
Yang penting disini adalah
bagaimana cara mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi perusahaan
karena terjadi proses tahapan siklus kehidupan barang. Siklus kehidupan barang
ini akan selalu terjadi di mana pada suatu saat kalau produk tersebut sudah
mencapai tahap kejenuhan akan mengalami penurunan penjualan yang berarti juga
terjadi turunnya tingkat pendapatan perusahaan. Oleh karena itu sebelum
perusahaan terlambat dalam mengatasi perjalanan produk dalam siklus kehidupan
produk maka tindakan yang harus dilakukan adalah strategi apa yang akan
dilakukan atau kebijaksanaan apa yang akan dilakukan agar sebelum produk
tersebut sudah tidak laku lagi perusahaan sudah menyiapkan produk baru,sebagai
pengganti atau strategi baru.
Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi menjadi 5 tahapan di mana untuk masing-masing tahap suatu perusahaan harus memasang strategi atau kebijaksanaan yang berlainan untuk menjaga agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin.
Tahap-tahap siklus kehidupan dibagi menjadi 5 tahapan di mana untuk masing-masing tahap suatu perusahaan harus memasang strategi atau kebijaksanaan yang berlainan untuk menjaga agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin.
Lima tahap tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Tahap perkenalan
2.
Tahap pertumbuhan
3.
Tahap kedewasaan
4.
Tahap kejenuhan
5.
Tahap penurunan
1.
Tahap Perkenalan
Tahap perkenalan ini menunjukan
bahwa barang yang dipasarkan benar-benar baru atau masyarakat belum tahu atau
belum mengenalnya sehingga perlu memperkenalkan barang tersebut pada masyarakat
melalui penyampaian informasi dengan kegiatan promosi yang gencar dan agresif
menekankan merk penjualan, kelebihannya dibandingkan dengan produk sejenis
ataupun bagaimana kegunaanya bagi konsumen dan lain-lain.
Tahap perkenalan ini biasanya memerlukan ongkos promosi yang sangat tinggi sedangkan hasil penjualan masih berjumlah sedikit dalam memberikan tambahan pendapatan produsen. Tujuan utama promosi adalah agar konsumen tahu dan mengenal dengan baik produk perusahaan dan mulai menyukainya.
Tahap perkenalan ini biasanya memerlukan ongkos promosi yang sangat tinggi sedangkan hasil penjualan masih berjumlah sedikit dalam memberikan tambahan pendapatan produsen. Tujuan utama promosi adalah agar konsumen tahu dan mengenal dengan baik produk perusahaan dan mulai menyukainya.
2.
Tahap Pertumbuhan
Tahap pertunbuhan ditunjukan
dengan meningkatnya volume penjualan dengan cepat karena produk sudah
menempatkan pada segmen pasar yang sesuai. Usaha yang dilakukan dalam tahap ini
adalah menurunkan kegiatan promosinya untuk diganti dengan memperluas dan
meningkatkan distribusi ke daerah-daerah (lokasi-lokasi segmen pasar) yang
belum dimasuki atau kegiatan promosi digantikan dengan persaingan harga dengan
perusahaan pesaing.
Pada tahap ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing yang mencoba merebut segmen pasar yang kita kuasai dengan menggunakan strategi-strategi yang dengan perlahan dan pasti dapat menggeser kedudukan perusahaan yang lebih dulu masuk pasar.
Pada tahap ini bermunculan perusahaan-perusahaan pesaing yang mencoba merebut segmen pasar yang kita kuasai dengan menggunakan strategi-strategi yang dengan perlahan dan pasti dapat menggeser kedudukan perusahaan yang lebih dulu masuk pasar.
3.
Tahap kedewasaan dan kejenuhan
Tahap kedewasaan merupakan
titik puncak kejayaan perusahaan yang ditunjukan dengan peningkatan volume
penjualan yang sangat tinggi. Pada tahap ini produk perusahaan sudah dikenal
dengan baik oleh konsumen, sehingga usaha promosi amat sedikit peranannya dalam
meningkatkan atau menambah volume penjualan. Tambahan volume penjualan
sudah dilakukan sedangkan bagian pasar yang kita kuasai sudah banyak yang
dimasuki produk-produk pesaing yang sedikit demi sedikit mulai mengikis segmen
pasar kita, ditambah lagi dengan konsumen sudah mulai melirik produk sejenis
lainnya yang sekiranya mempunyai keunggulan lebih banyak atau dengan kata lain
konsumen sudah mulai jenuh dengan produk yang kita jual.
4.
Tahap kemunduran/penurunan
Akibat buruk perilaku konsumen
tersebut menurunkan volume penjualan perusahaan sehingga perusahaan harus
cepat-cepat mengambil kebijaksanaan agar perusahaan tidak bangkrut. Adapun
kebijaksanaan yang akan di ambil oleh perusahaan pada umumnya terdiri dari 2,
yaitu :
1. Menghentikan produk yang sudah tidak dapat bersaing dengan digantikan
oleh barang yang benar-benar baru dan lain dibandingkan dengan produk lama.
Kebijaksanaan ini dapat berjalan dengan lancar asalkan perusahaan mempunyai
tenaga yang punya kemampuan dalam membuat motivasi baru, kreasi, atau
menciptakan barang yang akan menggantikannya.
2. Tetap mempertahankan barang lama tetapi memperbaharui atribut-atribut
lamanya baik dari segi kemasan atau dapat juga menonjolkan kelebihan lain.
Kalau alternatif ini tidak dapat dilakukan perusahaan harus dapat membuat
barang yang benar-benar baru yang memerlukan penelitian dari awal baik dari
segi mutu, merk dagang, pembungkus, cara mendistribusikan dan lain-lain.
b)
Pembungkus barang
Bungkus barang
merupakan pertimbangan ke dua setelah produk yang sejenis ternyata mempunyai
kualitas yang sama kualitas yang sama, rasa yang sama atau kegiatan yang
relative berbeda. Maka bagi pembeli yang merasa bingung dengan berbagai merk
tersebut akhirnya akan mempertimbangkan bungkus luar produk yang akan dipilih.
Oleh karena itu bungkus juga memegang peranan penting dalam penjualan produk.
Untuk membuat bungkus agar menarik pembeli maka perusahaan harus mempertimbangkan dari berbagai aspek baik aspek ekonomis, keindahan maupun praktisnya.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembungkusan diantaranya:
Bungkus yang membangkitkan hasrat untuk membeli.
Untuk membuat bungkus agar menarik pembeli maka perusahaan harus mempertimbangkan dari berbagai aspek baik aspek ekonomis, keindahan maupun praktisnya.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembungkusan diantaranya:
Bungkus yang membangkitkan hasrat untuk membeli.
o
Bungkus yang mudah diingat.
o
Bungkus yang tidak menambah harga jual
sehingga tidak dapat besaing dengan produk sejenis yang lain.
o
Bungkus di design agar dapat menjaga mutu
barang, memudahkanØ pengangkutan, penyimpanan, penyusunan di rak took, atau memmpunyai
kegiatan setelah dipakai habis (ada kegiatan ganda).
c)
Merk Barang
Merk barang yang
dinyatakan dengan kata-kata saja atau disertai dengan gambar tertentu untuk
mempertegaskan adalah sangat penting bagi perusahaan untuk membedakan
perusahaan yang satu dengan yang lain. Dengan melihat merk seseorang yang sudah
menggemari atau fanatic terhadap rasanya, mutunya atau keadaanya tidak akan
nemilih lagi dalam memilih lagi dalam membeli barang cukup hanya dengan melihat
gambar tertentu atau kata-kata tertentu dalam suatu prroduk menganggap sudah
cukup memutuskan untuk membeli.
Dengan merk yang sudah menjadi langganan pemakai dapat menghemat waktu dalam membeli karena dapat menyuruh orang lain untuk membelinya (praktis) dan membuat anggaran tertentu dalam memakainya.
Dengan merk yang sudah menjadi langganan pemakai dapat menghemat waktu dalam membeli karena dapat menyuruh orang lain untuk membelinya (praktis) dan membuat anggaran tertentu dalam memakainya.
Banyaknya manfaat yang
dapat diperoleh konsumen ini ternyata terlihat juga oleh produsen sehingga
sering sekali produsen menggunakan merk tersebut sebagai salah satu strategi
pemasarannya dengan jalan perusahaan memproduksi barang yang tidak terlalu
berbeda setiap memakai berbagai merk, hal ini dilakukan untuk menguasai pasar.
2) Price (Harga)
Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan
strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran
dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga
menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk
memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh
konsumen. Definisi harga menurut Philip Kotler adalah “price is the amount of money charged for a product or service. More
broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange for the
benefits of having or using the product or service”.
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk
sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang
ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap
sebuah produk atau jasa.
Sedangkan Stanton
mendefinisikan harga: “Price is the
amount of money and or goods needed to acquire some combination of another
goods and its companying services”. Pengertian di atas mengandung arti bahwa harga
adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan
kombinasi dari barang yang lain yang disertai dengan pemberian jasa.
Harga merupakan elemen
dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan
stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat
atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan
pendapatan dari penjualan.
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pengguna untuk
mendapatkan produk.Dengan kata lain seseorang akan
membeli barang kita jika pengorbanan yang dikeluarkan (uang dan waktu) sesuai
dengan manfaat yang diperoleh dari prouksi tersebut (Moenroe, 1990).
Jika hal ini dikaitkan
dengan produk layanan, maka seseorang akan datang ke tempat kita jika waktu
atau dana yang dikorbankan untuk mendapatkan produk layanan kita sesuai dengan produk
layanan yang ditawarkan. Harga dan kebijaksanaan harga adalah elemen yang paling banyak
diperdebatkan dalam pemasaran.
Harga adalah
satu-satunya variabel strategi pemasaran yang berkaitan dengan pemasukan,
bagaimanapun harga mendatangkan masalah tersendiri. Condous (1983) menyarankan,
“…apabila pengenaan biaya (charging) merupakan suatu keharusan, maka besarnya
harus disesuaikan dengan kemampuan pengguna.” Dalam hal pemasaran jasa,
kreatifitas dan keahlian manajemen paling banyak dibutuhkan dalam masalah
penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang penting
dalam penetapan harga. Ciri-ciri yang dimiliki jasa menyebabkan dampak yang
penting dalam penetapan harga. Hal yang menarik sekali adalah bahwa para
penjual kerap kali mengetahui permintaan in-elastis. Oleh karena itu mereka
menetapkan harga yang paling tinggi. Akan tetapi mereka lalai bertindak yang
sebaliknya, jika menghadpi permintaan yang elastis, walaupun harga lebih rendah
akan menaikkan penjualan unit, pendapatan total, penggunaan fasilitas dan
mungkin juga naiknya laba bersih.
Prinsip penetapan harga
barang dapat juga diterapkan daam penetapan harga jasa. Secara singkat
prinsip-prinsip penetapan harga menurut Zeithaml dan Bitner (1996) adalah
sebagai berikut:
1.
Perusahaan harus mempertimbangkan
sejumlah faktor dalam menetapkan harganya, yang mencakup: pemilihan tujuan
penetapan harga, menentukan tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganalisis
harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode
penetapan harga, dan menentukan harga akhir.
2.
Perusahaan tidak selalu harus
berupaya mencari profit makasimum melalui penetapan harga. Sasaran lain yang
bisa mereka capai adalah mencakup survival, memakasimumkan penerimaan sekarang,
memakasimumkan pertumbuhan penjualan, memakasimumkan penguasaan (skimming)
pasar dan kepemimpinan produk atau kualitas.
3.
Para pemasar hendaknya memahami
seberapa responsif permintaan terhadap perubahan harga. Untuk mengevaluasi
sensitifitas harga, para pemasar bisa menghitung elastisitas permintaan, yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Elastisitas = Persen (%) perubahan dalam kuantitas yang dibeli
Persentase perubahan dalam harga
4.
Berbagai jenis biaya harus
sipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk di dalamnya adalah biaya
langsung dan tidak langsung, biaya tetap dan biaya variabel, biaya tidak
langsung yang bisa dilacak, dan biaya-biaya yang teralokasi. Bila suatu produk
atau jasa harus mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, harga harus mampu
menutup semua biaya mencakup mark-upnya.
5.
Harga-harga para pesaing akan
mempengaruhi tingkat permintaan barang dan jasa yang ditawarkan peruasahaan dan
karenanya harus dipertimbangkan dalam proses penetapan harga.
6. Berbagai cara penetapan yang ada mencakup mark-up, sasaran perolehan, nilai yang bisa diterima, going rate, sealed-bid, dan harga psikologis.
6. Berbagai cara penetapan yang ada mencakup mark-up, sasaran perolehan, nilai yang bisa diterima, going rate, sealed-bid, dan harga psikologis.
6.
menetapkan struktur harga,
perusahaan menyesuikan harganya dengan menggunakan harga geografis, diskon
harga, harga promosi, dan harga diskrimiasi, serta harga bauran produk.
Dalam situasi tertentu,
pengguna melakukan penilaian atau menghitung-hitung tentang apa yang akan
mereka peroleh sebagai balasan dari apa yang mereka berikan. Dengan demikian,
harga merupakan pembatas (trade-of) untuk sejumlah benefit (nilai) yang akan
diberikan oleh suatu produk (barang atau jasa) dengan sejumlah biaya yang
dikaitkan dengan sejumlah biaya yang dikaitkan dengan penggunaan produk
tersebut (Yazid), 1999). Pusat informasi yang menghendaki profit harus mampu
menutup semua biaya yang berkaitan dengan proses memproduksi dan memasarkan
suatu jasa. Selanjutnya menetapkan marjin secukupnya sehingga mampu memberikan keuntungan
yang memuaskan.
Yazid (1999) yang
mengatakan bahwa, “Harga atau biaya
sebuah jasa akan mencakup harga yang bersifat moneter dan harga yang bersifat
non-moneter. Harga yang bersifat moneter mempuyai peranan penting bagi bagian
pemasaran untuk mengukur tingkat atau porsi penerimaan dari konsumen”.
Selanjutnya dikatakan bahwa, di samping itu beberapa biaya non-moneter yang
mungkin diperhitungkan konsumen ketika menggunakan suatu jasa mencakup:
1.
Waktu. Waktu merupakan komoditas
utama bagi sejumlah orang, dan bagi seseorang yang menawarkan jasa dengan
pelayanan yang berbeda kepada setiap individu, tetapi mempunyai keterbatasan
waktu, mereka akan memperhitungkan biaya terhadap waktu yang digunakan dalam
mencari/memburu suatu jasa, karena barangkali waktu yang terbuang itu
sebenarnya dapat digunakan untuk keperluan lain.
2.
Upaya-upaya yang bersifat fisik.
Biaya untuk melakukan upaya-upaya fisik yang diperlukan unruk memperoleh
sejumlah jasa bisa saja dimasukkan, khususnya bila penyajian jasa dilakukan secara
swalayan.
3. Biaya-biaya sensor. Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan dengan adanya kebisingan, bau tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar, terlalu panas atau terlalu dingin ruangannya, tempat duduk yang tidak nyaman, lingkungan yang terkesan jorok, bahkan rasa yang tidak mengenakkan.
3. Biaya-biaya sensor. Biaya-biaya ini bisa saja dikenakan sehubungan dengan adanya kebisingan, bau tidak sedap, aliran udara yang tidak lancar, terlalu panas atau terlalu dingin ruangannya, tempat duduk yang tidak nyaman, lingkungan yang terkesan jorok, bahkan rasa yang tidak mengenakkan.
3.
Biaya-biaya psikologis.
Biaya-biaya ini kadang-kadang dikenakan untuk penggunaan suatu jasa tertentu,
seperti upaya yang bersifat mental (berpikir), perasaan adanya ketimpangan atau
ketidakadilan bahkan rasa takut. (Yazid, 1999)
3.
Promotion (Promosi)
Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu Iklan, Promosi
Penjualan, Penjualan Tatap Muka dan Hubungan Masyarakat. Menggambarkan berbagai
macam cara yang ditempuh perusahaan dalam rangka menjual produk ke konsumen.
1.
Pengertian Promosi.
Promosi adalah arus informasi
atau persuasi satu arah yang dapat mengarahkan organisasi atau seseorang untuk
menciptakan transaksi antara pembeli dan penjual.
Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat penting karena sekarang ini kebanyakan pasar lebih banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat dipengaruhi oleh konsumen. Oleh karena itu pembeli adalah raja. Para produsen berbagai barang bersaing untuk merebut hati pembeli agar tertarik dan mau membeli barang yang dijualnya.
Pada dasarnya keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh motif-motif pertimbangan secara emosional, seperti : merasa bangga, sugesti, angan-angan dan sebagainya. Tetapi bisa juga pembeli membeli secara rasional seperti: karena mempertimbangkan riwatnya, ekonomisnya, segi kepraktisan, harganya, pengangkutannya dan sebagainya.
Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan, pada umumnya ada 4 kegiatan yang biasa dilakukan yaitu:
Promosi merupakan kegiatan terakhir dari marketing mix yang sangat penting karena sekarang ini kebanyakan pasar lebih banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan terakhir terjadinya transaksi jual beli sangat dipengaruhi oleh konsumen. Oleh karena itu pembeli adalah raja. Para produsen berbagai barang bersaing untuk merebut hati pembeli agar tertarik dan mau membeli barang yang dijualnya.
Pada dasarnya keputusan membeli sangat dipengaruhi oleh motif-motif pertimbangan secara emosional, seperti : merasa bangga, sugesti, angan-angan dan sebagainya. Tetapi bisa juga pembeli membeli secara rasional seperti: karena mempertimbangkan riwatnya, ekonomisnya, segi kepraktisan, harganya, pengangkutannya dan sebagainya.
Dalam promosi terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan, pada umumnya ada 4 kegiatan yang biasa dilakukan yaitu:
a.
Periklanan.
b.
Personal selling.
c.
Promosi penjualan.
d.
Publisitas dan humas.
e.
Periklanan (Advertensi)
a.
Periklanan
Periklanan merupakan salah
satu bentuk kegiatan promosi yang sering dilakukan perusahaan melalui
komunikasi non individu dengan sejumlah biaya seperti iklan melalui media masa,
perusahaan iklan, lembaga non laba, individu-individu yang membuat poster dan
sebagainya. Periklanan dilakukan untuk memasarkan produk baru, memasuki segmen
pasar yang baru atau yang tidak terjangkau oleh salesman maupun personal
selling. Periklanan sering dilakukan baik melalui surat kabar, radio dan TV,
pos langsung atau bahkan melalui biro periklanan.
b.
Personal selling
Personal selling adalah kegiatan promosi yang dilakukan antar individu
yang sering bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki,
menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan
kedua belah pihak.*)
Proses personal selling adalah sebagai berikut: Pelayanan sesudah penjualan
*) Nichles : “Principles of marketing” Prentice Hall 1978.
Proses personal selling adalah sebagai berikut: Pelayanan sesudah penjualan
*) Nichles : “Principles of marketing” Prentice Hall 1978.
c.
Promosi penjualan
Promosi penjualan adalah salah satu bentuk kegiatan promosi dengan
menggunakan alat peraga seperti: Peragaan, pameran, demonstrasi, hadiah, contoh
barang dan sebagainya.
d.
Publisitas
Publisitas merupakan kegiatan promosi yang hampir sama dengan periklanan yaitu melalui media masa tetapi informasi yang diberikan tidak dalam bentuk iklan tetapi berupa berita. Biasanya lembaga yang dipublisitaskan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun tetapi bisa merugikan kalau lembaga yang dipublisitaskan diberitakan kejelekannya.
Publisitas merupakan kegiatan promosi yang hampir sama dengan periklanan yaitu melalui media masa tetapi informasi yang diberikan tidak dalam bentuk iklan tetapi berupa berita. Biasanya lembaga yang dipublisitaskan tidak mengeluarkan biaya sedikitpun tetapi bisa merugikan kalau lembaga yang dipublisitaskan diberitakan kejelekannya.
4. Distribusi
Saluran Distribusi ( Place ) Merupakan keputusan distribusi menyangkut
kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk
tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan
konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk.
1.
Pengertian Saluran Distribusi.
Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The
various the company undertakes to make the product accessible and available to
target customer”. Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat
produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran.
Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi mempunyai
peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya,
karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.
1.
Pemilihan saluran distribusi
Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan
jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan
atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan.
Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat
ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan.
Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling
bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah
produk/pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan
jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang
tersebar luas.
Saluran distribusi adalah saluran yang dipakai produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen, baik sampai berpindahnya hak (penguasaan) sampai dengan pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak kepemilikannya saja.
Pemilihan saluran distribusi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Saluran distribusi adalah saluran yang dipakai produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya kepada konsumen, baik sampai berpindahnya hak (penguasaan) sampai dengan pemindahan barang maupun hanya pemindahan hak kepemilikannya saja.
Pemilihan saluran distribusi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.
Sifat pembeli, seperti kebiasaan
membeli, frekuensi pembelian, letak geografis dsb.
b.
Sifat produk.
c.
Sifat perantara.
d.
Sifat pesaing
e.
Sifat perusahaan, dan sebagainya
Sifat pembeli sangat
mempengaruhi keputusan produsen dalam memilih saluran distribusi yang dipakai. Sebagai
contohnya, kalau jumlah pembeli hanya, frekuensi pembelian dalam jumlah yang
kecil-kecil maka akan membuat produsen cenderung memilih saluran distribusi
yang panjang.
Demikian juga sifat
produk juga merupakan pertimbangan produsen yang tidak kalah pentingnya.
Misalnya, apakah barang tersebut mudah rusak atau tidak, bagaimana ukurannya,
bagaimana kualitas barang kalau dilihat dari segi konsumen, harganya dan
sebagainya. Kesemuanya itu perlu dijadikan bahan pertimbangan yang penting
juga.
Demikian juga masalah sifat perantara, perusahaan, pesaing, pasar yang dituju dan sebagainya menjadi faktor yang penting dalam memilih saluran distribusi yang akan digunakan perusahaan. Saluran distribusi yang digunakan itu dengan tujuan agar barang yang ditawarkan sampai pada konsumen industry maupun konsumen akhir.
Demikian juga masalah sifat perantara, perusahaan, pesaing, pasar yang dituju dan sebagainya menjadi faktor yang penting dalam memilih saluran distribusi yang akan digunakan perusahaan. Saluran distribusi yang digunakan itu dengan tujuan agar barang yang ditawarkan sampai pada konsumen industry maupun konsumen akhir.
2.
Alternatif pemilihan saluran
distribusi.
Untuk memakai saluran distribusi tertentu di samping mempertimbangkan
faktor-faktor di atas perusahaan juga perlu mengetahui unsure apa saja yang
sebenarnya juga mempengaruhi pemilihan saluran distribusi, diantaranya:
a.
Tipe perantara.
Perantara dalam kenyataannya juga melakukan beberapa macam fungsi pemasaran seperti penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau fungsi pemasaran yang dilakukan perantara ternyata lebih efisien disbanding dengan kalau fungsi pemasaran dilakukan oleh produsen maka produsen yang bersangkutan biasanya memasukan perantara kedalam saluran distribusi yang dipilihnya.
Perantara dalam kenyataannya juga melakukan beberapa macam fungsi pemasaran seperti penyimpanan, pengangkutan, penjualan, pembelian dan sebagainya. Kalau fungsi pemasaran yang dilakukan perantara ternyata lebih efisien disbanding dengan kalau fungsi pemasaran dilakukan oleh produsen maka produsen yang bersangkutan biasanya memasukan perantara kedalam saluran distribusi yang dipilihnya.
Pada dasarnya ada 3 jenis perantara yaitu :
1.
Pedagang (Wholesaler) adalah
perantara yang secara nyata mempunyai barang dagangan dan melakukan fungsi
pemasaran di mana barang yang di dagangkan dalam jumlah volume penjualan yang
besar sehingga pedagang besar ini biasanya hanya melayani pembelian dalam
jumlah yang banyak atau dengan kata lain tidak melayani kosumen akhir yang
membeli untuk memenuhi kebutuhan pribadinnya (atau besifat non-bisnis).
2.
Pengecer (retailer) adalah perantara yang
berhubungan langsung dengan konsumen akhir baik konsumen untuk keperluan
pribadi maupun konsumen industri.
Kalau digambarkan saaluran distribusi tersebut adalah sebagai berikut:
Kalau digambarkan saaluran distribusi tersebut adalah sebagai berikut:
3.
Agen, Agen merupakan perantara yang ketiga,
agen mempunyai perbedaan baik dengan pedagang besar mupun pengecer. Hal ini
diperlihatkan pada masalah hak kepemilikan barang yang dijualnya. Kalau
pedagang besar dan pengecer memiliki hak milik pada barang yang dijual maka
kalau pada agen sebaliknya. Biarpun sebagai agen mereka bisa menjual dalam
partai besar tetapi tetap hak miliknya ada pada produsennya.
Kalau digambarkan sebagai berikut:
Kalau digambarkan sebagai berikut:
b.
Jumlah Perantara.
Kalau ditinjau dari jumlah perantara, ini menyangkut untuk tingkat
penyebaran pasar yang diinginkan oleh produsen.
Dengan mempertimbangkan jumlah perantara/penyalur maka produsen mempunyai 3 jenis kebijaksanaan alternative pemakaian saluran distribusi, yaitu:
Dengan mempertimbangkan jumlah perantara/penyalur maka produsen mempunyai 3 jenis kebijaksanaan alternative pemakaian saluran distribusi, yaitu:
1.
Distribusi Insentif.
Kebijaksanaan yang dipakai perusahaan dengan jalan memakai sebanyak
mungkin penyalur atau pengecer untuk mencapai dengan cepat kebutuhan konsumen
dapat terpenuhi dengan segera. Biasanya kebijaksanaan ini dilakukan kalau
produsen menjual barang-barang konsumsi sejenis, konvinen atau kebutuhan pokok
sehari-hari.
2.
Distribusi selektif.
Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memakai beberapa
perantara saja, untuk memudahkan pengawasan terhadap penyalur. Distribusi ini
dipakai untuk memasarkan barang-barang baru, barang spesial maupun barang
industri jenis peralatan ekstra. Sehingga dalam pemakaian saluran distribusi
ini produsen berusaha memilih berapa penyalur yang benar-benar baik dan mampu
melaksanakan fungsi pemasaran.
3.
Distribusi eksklusif.
Distribusi yang dipilih produsen dengan hanya memilih satu perantara
saja dalam wilayah geografis tertentu. Hal ini digunakan untuk pengawasan yang
lebih intensif dan mendorong semangat penyalur agar agresif dalam melaksanakan
fungsi pemasarannya. Distribusi ini dipakai produsen penghasil barang-barang
yang relatif mahal/berat. Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan (finance), teori
Marketing mix juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga
istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence
(Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga
menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow.[1]
Perencanaan saluran distribusi dilakukan dengan maksud untuk memperlancar penyaluran produk agar sampai kepada konsumen. Dengan kegiatan distribusi ini diharapkan dapat mempermudah konsumen untuk memperoleh produk setiap saat. Kecepatan dan ketepatan dari saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan akan sangat membantu konsumen dalam mendapatkan produk perusahaan, hal ini agar dapat menaikkan citra keberadaan produk dan perusahaan itu sendiri.
Perencanaan saluran distribusi dilakukan dengan maksud untuk memperlancar penyaluran produk agar sampai kepada konsumen. Dengan kegiatan distribusi ini diharapkan dapat mempermudah konsumen untuk memperoleh produk setiap saat. Kecepatan dan ketepatan dari saluran distribusi yang dilakukan oleh perusahaan akan sangat membantu konsumen dalam mendapatkan produk perusahaan, hal ini agar dapat menaikkan citra keberadaan produk dan perusahaan itu sendiri.
The world's largest online gambling firm - DrmCD
BalasHapusThe world's 의정부 출장샵 largest online gambling firm - DrmCD. Since 1999, DrmCD has 부산광역 출장샵 been a global 군포 출장샵 online gambling business offering both online 인천광역 출장마사지 and 광명 출장마사지 on-demand gaming